Praktik Tiru Meniru di Industri Fashion
- Mind Entrance
- Jan 15, 2021
- 3 min read
Mind Entrance - Alfira Haikal

Dalam dunia bisnis, pasti kita tidak asing dengan praktik tiru-meniru dan saling menjiplak baik dalam konteks hanya “ter-inspirasi” atau memang benar-benar sama persis. Bahkan di era digital ini, untuk mendapat ide yang orisinil memang sangatlah susah untuk diciptakan. Di dunia ini sudah tidak ada lagi ide yang 100% asli, semua adalah bentuk dari olahan yang sudah ada sebelumnya. Maka dari itu muncul istilah ATM atau Amati-Tiru-Modifikasi. Semua industri termasuk industri kreatif pasti pernah melakukan praktik ATM ini. Bahkan praktik ATM ini seakan-akan sudah dinormalisasikan. Jadi, apakah semua yang meniru dan memodifikasi itu bisa dikatakan ATM? Setelah ditelusuri,ternyata masih banyak istilah-istilah copying di dunia brand, design, dan bisnis yang perlu kamu tau. Yuk kita bahas!
Counterfeit
Yang pertama adalah Counterfeit atau yang biasa kita sebut dengan “barang KW”. Counterfeit sendiri ini artinya peniruan barang-barang menggunakan merk terkenal dengan harga yang jauh lebih ekonomis dan tentu saja dengan kualitas yang lebih rendah untuk tujuan mendapat keuntungan dan menyesatkan konsumen.

Dilansir dari Brilio.net, ada beberapa macam jenis-jenis barang KW, yaitu:
1. KW Grade Ori / KW Super
KW Grade Ori ini satu tingkat dan kadang memang barang original namun ada reject sehingga tidak memenuhi standar penjualan atau tidak lolos quality control. Secara kualits KW Grade Ori memang sama persis bahkan ada yang berhasil mengantongi nomer serial, sertifikat keaslian bahkan detailnya juga tidak ada beda.
2. KW Super AAA
Barang KW Super AAA kelasnya masih di bawah super premium. Secara penampilan memanng mirip, hanya saja secara kualitas dan bahan memang berbeda. Misalnya barang original menggunakan kulit asli, barang KW Super AAA menggunakan kulit imitasi.
3. KW Super
Barang KW Super banyak dijumpai dengan hanya meniru tampilan luarnya saja, namun bagian dalamnya sangat berbeda. Misalnya, tas asli di dalamnya menggunakan bahan bludru, sedangkan barang KW Super bagian dalamnya menggunakan kain berbahan kanvas.
4. KW Semi Super
Nah kalau barang KW Super ini dalam pembuatannya banyak diganti dengan alternatif bahan yang lebih murah dengan masih mengusahakan tingkat kemiripan dengan barang asli. Misalnya barang asli menggunakan bahan kulit untuk semua bagian produk, kalau KW Semi Super menggunakan dupe kulit untuk beberapa bagian dan tidak menyeluruh.
5. KW 1
Barang KW 1 ini memang masih bisa dibilang mirip, namun dari segi kualitas barang KW 1 sangat terlihat jelas kalau bukan barang original.
6. KW 2
Bisa kalian bayangkan barang KW dengan urutan paling bawah ini memiliki tingkat kemiripan yang sedikit dan harganya sangat murah. Barang KW 2 ini tidak mempertimbangkan kualitas dan model, pokoknya asal bikin gitu deh. Namanya juga ada harga ada kualitas ya!
Knock Off
Yang kedua ada istilah Knock Off yang artinya produk-produk yang meniru suatu rancangan dari designer atau lebel terkemuka. Knock Off juga tidak selamanya negative, Knock Off juga dinilai dapat menghidupkan roda bisnis mode, konsumen bisa menjangkau trend mode, dan produsen mendapat keuntungan dan pembelian musiman tersebut. Dilansir dari www.vice.com knock-off sekarang justru diadopsi oleh banyak brand. Pada Oktober 2016, kolektif fashion-nya Demna Gvasalia, Vetements, mengangkat gagasan asli-palsu dalam garage sale yang diadakan di Seoul, Korea Selatan. Vetements sekalian mengeluarkan koleksi The Original Fake, yang sebetulnya adalah items Vetements yang paling popular tapi diubah sedikit biar kelihatan palsu dan dijual dengan harga yang sedikit lebih murah.

Off Brand
Kategori ini mengacu pada produk dan belum tentu merk.beberapa jaringan supermarker seperti Hero, Carrefour, dan Giant sering memproduksi produk pengganti. Contoh klasik dalam kategori Off Brand adalah Odol yang merupakan Off Brand dari Pepsodent yang sebetulnya adalah produk Off Brand dari pasta gigi.
Merk yang bukan penggagas utama sering, meski tidak selalu, menggunakan bahan denngan kualitas yang lebih rendah.
Parody
Parodi adalah produk plesetan dari brand ternama, entah dengan tujuan mengkritik, satirisme, sarkasme, bahkan sekedar lucu-lucuan. Namun jangan salah, Uniqlo pernah merilis produk kaos Supreme Parody. Yang mana kategori parody ini juga pernah dipraktikan oleh brand ternama.

Namun bukan berarti tidak ada aturan hukum yang mengatur hak cipta, penggunaan barang KW dan plagiasi dalam bentuk apapun tanpa ada credit atau izin resmi juga termasuk tindakan illegal yang sewaktu-waktu dapat digugat. Praktik ATM atau Amati-Tiru-Modifikasi juga tidak bisa selamanya berada di zona aman. Dari sudut pandang UU Desain Industri, apabila semakin banyak modifikasi yang dilakukan, maka akan semakin sedikit dugaan plagiarisme dalam produk tersebut.
Akan tetapi, perlu diingat bahwa baik UU Desain Industri maupun prinsip ATM tidak dapat digunakan sebagai solusi untuk maraknya budaya meniru apabila kita terus terjebak di dalam zona nyaman. Seperti yang dikatakan oleh Achmad Iqbal dari Dirjen HKI, “Hendaknya kita menjadi desainer yang beretika.”
Commentaires